Senin, 30 Juni 2008

Abstract Tesisku



ABSTRACT

EFFECTS OF TRACTOR UTILIZATION ON OIL PALM( Elaeis guineensis Jacq.) YIELD AND SOIL PROPERTIES OIL PALM PLANTATION OF PT. HINDOLI (A CARGILLHOLDING COMPANY) SUNGAI LILIN
SOUTH SUMATERA
By
Saban



Oil palm (Elaeis guineensis Jacq.) has provided substantial contribution to national economic growth. In additional, oil palm plantation has significantly increased farmers welfare. Indonesia is in fact the biggest oil palm producer in the world after Malaysia.


One of the problems of oil palm plantation is that the yield is still low. Improvement of cultural technicques expectedly can increase oil palm yield. One of way increasing yield is by employing mechanization, i.e. using tractors. This experiment was conducted to study effect of duration of mechanization, i.e. use of tractors on oil palm yield and physical, chemical, and biological properties of soil.


This experiment was carried out at estate Sungai Tungkal and Sungai Pelepah using survey method. Each estate was subjected to mechanization applied: one-year, two-year, and three year period of mechanization. In each blocks applied of mechanization was done in three replicates. Soil sample taken at track area of tractors by random. While yields of data taken away from by each estate during one year. One-year, two-year, and three-year was represented by planting year 2001/2002, 1999/2000, and 1997/1998, respectively. Data were analyzed with BIPLOT using descriptrive-explorative statistics. Difference in variable values was subjected to multivariate analysis of variance (MANOVA).

The highest yield was achieved by three-year period of mechanization, i.e. 5.596 ton/ha/year, with regards to soil properties. There was no difference in carbonorganic content, total-N content, available-P, exchangeable-K, exchangeable-Mg, and soil cation exchange capacity among the htree treatments of mechanizations. There was difference in soil water content, bulk density, porosity, aeration pores, macro pores, permeability, and soil penetration depth. There was difference in populations of macrofauna, i.e. ants, termites, beetles, and other arthropods, and earth-worm at different depth of soil, 0-10 cm depth being mostly inhabited by earth-worm. Physical and chemical properties of soil in estate Sungai Tungkal and Sungai Pelepah is about the same. In term of macrofauna, however, estate Sungai pelepah had more macrofauna.

Saatnya Kita Merangkul Petani

Bangsa Indonesia harusnya menghargai petani, yang selama ini telah berusaha dengan jerih payah mengusahakan lahan pertaniannya dengan berbagai komoditas tanaman, mulai dari tanaman hortikultura dan buah-buahan, tanaman pangan, tanaman obat-obatan, sampai dengan tanaman perkebunan, yang notabene areal yang ditanam rata-rata kurang dari 0.25 Ha. Wah sungguh ironis negara kita yang begitu luas, masa iya petaninya hanya rata-rata mengusahakan lahan kurang dari 0.25 Ha. Sungguh suatu yang perlu mendapat perhatian kita semua, khususnya para birokrat, politisi, atau akademisi yang care terhadap masalah pertanian di negara kita.

Saat pemilu serta kampanye pemilihan presiden, gubernur, bupati ataupun namanya isu-isu pertanian yang berkaitan dengan petani selalu pas untuk diangkat. Begitu juga dengan akademisi, petani selalu menjadi objek penelitian dalam skripsi, tesis, atau desertasi. Namanya petani selalu dibawa-bawa terus, akan tetapi bila mereka sudah memegang kekuasaan/jabatan atau memperoleh gelar kesarjanaan petani seakan terlupakan ditelan bumi entah kemana.

Rasanya tidak adil bila petani hanya dijadikan belaka, seharusnya petani mempunyai posisi tawar yang sejajar dengan mereka, karena petani ternyata mempunyai kekuatan yang luar biasa, di kala krisis ekonomi melanda negara-negara di belahan dunia ini, petani masih eksis menunjukkan kekuatannya dalam menopeng perekonomian.

Sudah sewajarnya dan saatnya petani menerima apa yang selama ini menjadi dambaan mereka, ingin menikmati jerih payah dari usaha mereka, yang tidak lain dengan kesabaran, keuletan, dan ketekunan akan membuahkan hasil yang selama ini terpinggirkan. Hal ini bisi dilihat dari harga-harga hasil produk pertanian, seperti kakao, kelapa sawit, karet, singkong, kedelai, beras dan lain sebagainya yang memiliki harga yang cukup bagus.

Sudah saatnyalah kita menempatkan petani sejajar dengan yang lain, yang merupakan tulang punggung perekonomian kita di sektor pertanian. Mari para birokrat, politisi, akademisi, atau siapapun stratanya bisa berkolaborasi dan mimpi bersama petani untuk bangkit menjadi bangsa yang mampu berswasembada pangan.....................bersama kita bisa.